Kamis, 17 Januari 2013

MARI BERFILSAFAT....



DASAR-DASAR FILSAFAT

            Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafata didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
            Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri. Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu ? apakah cirri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu ? bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar ? kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah ? mengapa kta mesti mempelajari ilmu ? apakah kegunaan yang sebenarnya ?
            Demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui : apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogiyanya saya ketahui dalam kehidupan ini ? di batas manakah ilmu mulai dan di batas manakah dia berhenti ? kemanakah saya harus berpaling di batas ketidak tahuan ini ? apakah kelebihan dan kekurangna ilmu ? (mengetahui kekurangan bukan berarti merendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan,untuk terlebih jujur dalam mencintaimu).

1.      Apakah filsafat ?
            Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemetaan galaksi. Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengn kesemestaan yang ditatapnya. Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat kakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.

2.      Filsafat : peneratas pengetahuan
            Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membela gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
            Nama asal fisika adalah filsafat alam (natural philosophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat moral (moral philosophy). Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi senyeluruh melainkan sektoral. Di sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi. Walaupun demikian dalam taraf ini secara konseptual ilmu masih mendasarkan kepada norma-norma filsafat. Umpamanya ekonomi masih merupakan penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia memeni kebutuhan hidupnya. Metode yang dipakai adalah normative dan deduktif berdasarkan asas-asas moral yang filsafati. Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan mendasarkan sepenuhnya kepada hakikat alam sebagaimana adanya. Pada tahap peralihan ilmu masih mendasarkan kepada norma yang seharusnya, sedangkan dalam tahap terakhir ini, ilmu mendasarkan kepada penemuan alamiah sebagaimana adanya. Dalam menyusun pengetahuan tentang alam dan isisnya ini maka manusia tidak lagi memperguanakan metode yang bersifat normative dan deduktif melainkan kombinasi antara deduktif dan induktif dengan jembatan yang berupa pengajuan hipotesis yang dikenal sebagai metode logico-hypotheico-verifikatif.



3.      Bidang telaah filsafat
            Apakah yang sebenarnya ditelaah filsafat ?
            Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok : terjawab masalah yang satu diapun mulai merambah pertanyaan lain. Tentu saja tiap kurun zaman mempunayai masalah yang merupakan mode pada waktu itu. Filsafat yang sedang pop dewasa ini mungkin mengenai UFO : apakah cuma kita satu-satunya “manusia” yang menghuni semesta ini ? bacalah buku Carl Sagan yang berjudul The Cosmic Connection sebagai hiburan diwaktu senggan setelah membaca buku filsafat ini. Hari ini selaras dengan usaha peningkatan kemampuan penalaran maka filsafat ilmu menjadi “ngetop”, sedangkan dalam masa-masa mendatang maka yang akan menjadi perhatian kemungkinan besar bukan lagi filsafat ilmu, melainkan filsafat moral yang berkaitan dengan ilmu.

4.      Cabang-cabang filsafat
            Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni :
Ø    Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika).
Ø     Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika).
Ø     Serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika).
Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni,
Ø     Teori tentang ada : tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika;
Ø    Politik yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.
            Kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempuyai kajian yang lebih spesifik diantaranya filsafat ilmu. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain mencakup :
1)      Epistemology (filsafat pengetahuan)
2)      Etika (filsafat moral)
3)      Estetika (filsafat seni)
4)      Metafikika
5)      Politik (filsafat pemerintahan)
6)      Filsafat agama
7)      Filsafat ilmu
8)      Filsafat pendidikan
9)      Filsafat hukum
10)  Filsafat sejarah
11)  Filsafat matematika
F Filsafat ilmu
            Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu meruapkan cabang pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidka membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidka mencirikan cabang filsafat yang berisfat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidka terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, dimana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.

2 komentar: