DASAR-DASAR FILSAFAT
Pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafata didorong untuk mengetahui apa yang
telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati
bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak
terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang
dicari telah kita jangkau.
Ilmu merupakan
pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan
lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus
terang kepada diri kita sendiri. Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang
ilmu ? apakah cirri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu ? bagaimana saya ketahui bahwa
ilmu merupakan pengetahuan yang benar ? kriteria apa yang kita pakai dalam
menentukan kebenaran secara ilmiah ? mengapa kta mesti mempelajari ilmu ?
apakah kegunaan yang sebenarnya ?
Demikian juga
berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
kita ketahui : apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogiyanya
saya ketahui dalam kehidupan ini ? di batas manakah ilmu mulai dan di batas
manakah dia berhenti ? kemanakah saya harus berpaling di batas ketidak tahuan
ini ? apakah kelebihan dan kekurangna ilmu ? (mengetahui kekurangan bukan
berarti merendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan,untuk terlebih jujur
dalam mencintaimu).
1.
Apakah filsafat ?
Seorang yang
berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke
bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemetaan galaksi.
Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di
bawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengn kesemestaan yang ditatapnya.
Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang
ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri.
Dia ingin melihat kakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia
ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin
apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.
2.
Filsafat : peneratas
pengetahuan
Filsafat, meminjam
pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan mariner yang merebut pantai
untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat
berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membela gunung dan
merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat
diandalkan.
Nama asal fisika
adalah filsafat alam (natural philosophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat
moral (moral philosophy). Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu maka
terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan
filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi senyeluruh melainkan sektoral. Di
sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan
dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi. Walaupun demikian dalam taraf ini
secara konseptual ilmu masih mendasarkan kepada norma-norma filsafat. Umpamanya
ekonomi masih merupakan penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia
memeni kebutuhan hidupnya. Metode yang dipakai adalah normative dan deduktif
berdasarkan asas-asas moral yang filsafati. Pada tahap selanjutnya ilmu
menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan mendasarkan
sepenuhnya kepada hakikat alam sebagaimana adanya. Pada tahap peralihan ilmu
masih mendasarkan kepada norma yang seharusnya, sedangkan dalam tahap terakhir
ini, ilmu mendasarkan kepada penemuan alamiah sebagaimana adanya. Dalam
menyusun pengetahuan tentang alam dan isisnya ini maka manusia tidak lagi
memperguanakan metode yang bersifat normative dan deduktif melainkan kombinasi
antara deduktif dan induktif dengan jembatan yang berupa pengajuan hipotesis
yang dikenal sebagai metode logico-hypotheico-verifikatif.
3.
Bidang telaah filsafat
Apakah yang
sebenarnya ditelaah filsafat ?
Selaras dengan
dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang mungkin dapat
dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia
mempermasalahkan hal-hal yang pokok : terjawab masalah yang satu diapun mulai
merambah pertanyaan lain. Tentu saja tiap kurun zaman mempunayai masalah yang
merupakan mode pada waktu itu. Filsafat yang sedang pop dewasa ini mungkin
mengenai UFO : apakah cuma kita satu-satunya “manusia” yang menghuni semesta
ini ? bacalah buku Carl Sagan yang berjudul The Cosmic Connection sebagai
hiburan diwaktu senggan setelah membaca buku filsafat ini. Hari ini selaras
dengan usaha peningkatan kemampuan penalaran maka filsafat ilmu menjadi
“ngetop”, sedangkan dalam masa-masa mendatang maka yang akan menjadi perhatian
kemungkinan besar bukan lagi filsafat ilmu, melainkan filsafat moral yang
berkaitan dengan ilmu.
4.
Cabang-cabang filsafat
Pokok permasalahan
yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni :
Ø Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika).
Ø Mana yang dianggap baik dan mana
yang dianggap buruk (etika).
Ø Serta apa yang termasuk indah
dan apa yang termasuk jelek (estetika).
Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian bertambah lagi
yakni,
Ø Teori tentang ada : tentang
hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan
pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika;
Ø Politik yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang
ideal.
Kelima cabang utama
ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempuyai
kajian yang lebih spesifik diantaranya filsafat ilmu. Cabang-cabang filsafat
tersebut antara lain mencakup :
1)
Epistemology (filsafat
pengetahuan)
2)
Etika (filsafat moral)
3)
Estetika (filsafat seni)
4)
Metafikika
5)
Politik (filsafat pemerintahan)
6)
Filsafat agama
7)
Filsafat ilmu
8)
Filsafat pendidikan
9)
Filsafat hukum
10)
Filsafat sejarah
11)
Filsafat matematika
F Filsafat ilmu
Filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu meruapkan cabang pengetahuan
yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidka
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena
permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini
sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Pembagian
ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah, yakni
ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidka mencirikan cabang filsafat yang
berisfat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara
filsafat, namun tidka terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam
dan ilmu-ilmu sosial, dimana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.
maaf bapak...ada buku pegannanya?
BalasHapusada pak di pa muchlas suseno...heheh
BalasHapus